Gue gak tahu semenjak kapan gue
dipanggil Jenifer gadis gado-gado, tapi yang sejelas-jelasnya gue gak suka sama
yang namanya gado-gado, sumpah demi apapun gak suka deh, gue benci sama
gado-gado pokoknya benci banget. Bagi gue gado-gado itu sesuatu yang gak boleh
dilihat, apalagi dicicipin, karena dengan gado-gado gue yang manis,
perfeksionis dan gak pernah nangis bisa dalam hitungan detik tiba-tiba
bercucuran air mata,terus kepala gue keluar tanduk terus ngamuk-ngamuk
karena flashback ke masa lalu, gak banget kan? Nah lo kok jadi plin-plan tadi
bilang gak pernah nangis, masbuloh deh. Pernah suatu hari gue dikerjain
abis-abisan sama temen-temen gue waktu ulang tahun ke sembilan belas, ceritanya
seharian itu gue dimanjain temen satu kelas, rasanya seneng banget hidup kaya
tuan putri, butuh ini disiapin butuh itu diambilin, pengin ini pengin itu
dibeliin, sayang aja gue gak minta beliin motor atau mobil, yah gue tahulah
kemampuan kantong temen-temen sekelas gue, dompetnya aja yang gede isinya
paling uang naik angkot sama beli chiki-chiki, awalnya emang dimanjain tapi
hmmm…
temen satu kelas bahkan satu kampus udah tau kalo gue
benci sama gado-gado, pas waktu menunjukan jam pulang temen-temen gak langsung
pulang, gue heran tapi gue punya perasaan seneng banget karena dari luar, anton
ketua kelas kita bawa kado guede buanget. Wah kejutan apalagi nih, fikir gue.
“ gue udah cukup bahagia dengan apa yang kalian
lakukan hari ini, jadi gak usah lebay deh kalian pake ngasih-ngasih kado
segala”, aku tersenyum kegeeran.
“ gak usah lebay juga deh kamu jane untuk gak nerima
kado kita”, kata Shinta
“ tapi please kita juga gak mau lebay karna ngasih lo
hadiah segede ini, kita cuma minta satu permintaan ke lo jane” kata Rendy
“ dengan senang hati “ kata gue
“ isinya special, please lo gak usah lebay “ kata Rara
Gue dengan percaya diri menganggukan kepala dan
mengacungkan jempol tanda persetujuan, gue buka kado dari anak-anak,hati mulai
was-was karena kado segede kardus tivi 25 ins itu beranak pinak, hingga
akhirnya gue buka bungkus terakhir dan gue kaget setengah hidup, kenapa
anak-anak bisa kepikiran ngadoin gue sebuah foto gado-gado yang tersimpan rapi
dalam frame warna biru. Mata gue langsung berkaca-kaca saat itu, rasanya sekuat
tenaga gue berlari-larian, tunggang langgang meninggalkan masa lalu percuma
saja karena dalam sekejap masa lalu dan semua kenangan yang terkubur didalamnya
bisa kapan saja menghampiri gue, dada gue sesak banget, bukan hanya gado-gado
yang gue lihat dalam bingkaian frame warna biru itu tapi “ Lukas “ , Lukas gue
tersayang, Lukas gue tercinta.
“ lo kenapa jane ? “ Tanya Nino, cowok tercupu dikelas
gue
“ maafin kita jane, bukan kita gak tau lo phobia sama
gado-gado meskipun hanya foto, kita sayang elo jane, kita mau lo gak usah
nangis-nangis lagi ketika menyangkut gado-gado”. Kata Rendy
“ tapi lo ren, dan kalian semua disini gak pernah tahu
gimana perasaan gue sama gado-gado”. Dengan nada keras gue melakukan protes
kepada mereka.
“ jane, jadi selama ini elo cinta sama gado-gado,
sampe benci gitu karna cinta lo ditolak, begitu jane?” Tanya nino lagi, rahma
yang berada di belakang Nino menoyor kepalanya.
Gue gak kuat lagi saat itu, kesedihan dan emosi gue
bercampur dan memuncak, disatu sisi gue benci sama gado-gado dan di sisi yang
lain gue benci sama diri gue sendiri.
“lo semua disini gak pernah ngehargain gue, lo semua
disini udah tau gue benci sama yang namanya gado-gado, tetapi kenapa setelah lo
bahagiain gue seharian ini, lo semua nyakitin gue sesakit-sakitnya”. Kata gue,
dan gue lihat semua yang ada didepan gue rendy, rara, fitri , nino dan anak
lainnya hanya mematung saja, mungkin merasa bersalah, gue melanjutkan ceramah
gue. “ gue pernah sayang dan cinta banget sama seseorang, seseorang yang buat
gue nyaman, seseorang yang sayang banget sama gue, seseorang yang sempurna bagi
gue, seseorang yang tulus dan setia sama gue tapi gue udah nyelakain dia, gue
udah ngebunuh dia hanya karna gue minta beliin gado-gado.” Sambil terisak gue
menceritakan kronologis bencinya gue sama gado-gado. “ Lukas kecelakaan waktu
pulang ngebeliin gue gado-gado kesukaan gue, gue tahu itu memang takdir Tuhan
tapi gue selalu berandai-andai jika gue waktu itu gak kepengin gado-gado pasti
Lukas ada disamping gue hingga saat ini, dan lo semua termasuk gue gak pernah
tahu kapan posisi lukas bisa tergantikan dihati gue, gue tambah benci sama yang
namanya gado-gado karena orang yang gue kira mampu menggantikan posisi Lukas
gue pergokin sedang selingkuh diwarung gado-gado kenangan gue sama Lukas,
awalnya gue gak percaya tapi waktu membuka mata gue bahwa perselingkuhan itu
nyata adanya, dan lo semua tahu betapa gue sambil menangis belajar
kembali menikmati rasa sebuah gado-gado, setelah 2 tahun enggan melihatnya, gue
paksakan semua kenangan kesalahan gue kepada Lukas termakan waktu hanya demi
menemani Saka, mantan gue makan gado-gado ditempat yang sama saat gue dan Lukas
menikmatinya. Dan gue harap lo semua gak ngingetin gue sama kenangan-kenangan
gue “. Kata gue, gue seka air mata gue yang sempat deras mengalir dipipi gue.
“ maafin kita jane, abisnya lo aneh sih, masa benci
sama gado-gado “. Kata Sarah
“ iya jane, lo juga gak pernah cerita kejadiannya
seperti itu, ya kita kira gak sedramatis itu, maafin kita udah manggil lo
dengan sebutan gadis gado-gado, karna kami pikir lucu ada cewek yang anti dan
benci banget sama gado-gado”. Sambung Rendy
Masih dengan muka merah bekas ekspresi menangis gue
ambil tas gue, gue keluar dari kelas ekonomi
“ jane maafin kita “. Teriak anak-anak kompak
“ alay lo “ kata gue sambil tersenyum dan berbalik
jalan menemui mereka
“ gue sayang kalian, gue tau maksud kalian kenapa
ngadoin gue frame bergambar gado-gado, makasih yah, tapi untuk kadonya
maaf-maaf aja, gue lebih seneng dijadiin putri berhari-hari daripada dikasih
frame murahan kaya gini.
“ itu sih maunya elo jane “. Kata Rendy
Kita semua tertawa, termasuk gue meskipun wajah Lukas
dan perasaan bersalah gue masih benar-benar ada.
Sampai sekarang gue masih tetap benci sama yang namanya gado-gado, tapi gue gak pernah marah
lagi saat temen-temen gue manggil gue “Jenifer gadis gado-gado”, karena dengan
nama itu gue jadi terkenal seantero kampus.hikhikhik
0 komentar:
Posting Komentar