Episode 1. Jenifer Gadis gado-gado


Gue gak tahu semenjak kapan gue dipanggil Jenifer gadis gado-gado, tapi yang sejelas-jelasnya gue gak suka sama yang namanya gado-gado, sumpah demi apapun gak suka deh, gue benci sama gado-gado pokoknya benci banget. Bagi gue gado-gado itu sesuatu yang gak boleh dilihat, apalagi dicicipin, karena dengan gado-gado gue yang manis, perfeksionis dan gak pernah nangis bisa dalam hitungan detik tiba-tiba bercucuran air mata,terus kepala gue keluar tanduk terus ngamuk-ngamuk karena flashback ke masa lalu, gak banget kan? Nah lo kok jadi plin-plan tadi bilang gak pernah nangis, masbuloh deh. Pernah suatu hari gue dikerjain abis-abisan sama temen-temen gue waktu ulang tahun ke sembilan belas, ceritanya seharian itu gue dimanjain temen satu kelas, rasanya seneng banget hidup kaya tuan putri, butuh ini disiapin butuh itu diambilin, pengin ini pengin itu dibeliin, sayang aja gue gak minta beliin motor atau mobil, yah gue tahulah kemampuan kantong temen-temen sekelas gue, dompetnya aja yang gede isinya paling uang naik angkot sama beli chiki-chiki, awalnya emang dimanjain tapi hmmm…
temen satu kelas bahkan satu kampus udah tau kalo gue benci sama gado-gado, pas waktu menunjukan jam pulang temen-temen gak langsung pulang, gue heran tapi gue punya perasaan seneng banget karena dari luar, anton ketua kelas kita bawa kado guede buanget. Wah kejutan apalagi nih, fikir gue.
“ gue udah cukup bahagia dengan apa yang kalian lakukan hari ini, jadi gak usah lebay deh kalian pake ngasih-ngasih kado segala”, aku tersenyum kegeeran.
“ gak usah lebay juga deh kamu jane untuk gak nerima kado kita”, kata Shinta
“ tapi please kita juga gak mau lebay karna ngasih lo hadiah segede ini, kita cuma minta satu permintaan ke lo jane” kata Rendy
“ dengan senang hati “ kata gue
“ isinya special, please lo gak usah lebay “ kata Rara
Gue dengan percaya diri menganggukan kepala dan mengacungkan jempol tanda persetujuan, gue buka kado dari anak-anak,hati mulai was-was karena kado segede kardus tivi 25 ins itu beranak pinak, hingga akhirnya gue buka bungkus terakhir dan gue kaget setengah hidup, kenapa anak-anak bisa kepikiran ngadoin gue sebuah foto gado-gado yang tersimpan rapi dalam frame warna biru. Mata gue langsung berkaca-kaca saat itu, rasanya sekuat tenaga gue berlari-larian, tunggang langgang meninggalkan masa lalu percuma saja karena dalam sekejap masa lalu dan semua kenangan yang terkubur didalamnya bisa kapan saja menghampiri gue, dada gue sesak banget, bukan hanya gado-gado yang gue lihat dalam bingkaian frame warna biru itu tapi “ Lukas “ , Lukas gue tersayang, Lukas gue tercinta.
“ lo kenapa jane ? “ Tanya Nino, cowok tercupu dikelas gue
“ maafin kita jane, bukan kita gak tau lo phobia sama gado-gado meskipun hanya foto, kita sayang elo jane, kita mau lo gak usah nangis-nangis lagi ketika menyangkut gado-gado”. Kata Rendy
“ tapi lo ren, dan kalian semua disini gak pernah tahu gimana perasaan gue sama gado-gado”. Dengan nada keras gue melakukan protes kepada mereka.
“ jane, jadi selama ini elo cinta sama gado-gado, sampe benci gitu karna cinta lo ditolak, begitu jane?” Tanya nino lagi, rahma yang berada di belakang Nino menoyor kepalanya.
Gue gak kuat lagi saat itu, kesedihan dan emosi gue bercampur dan memuncak, disatu sisi gue benci sama gado-gado dan di sisi yang lain gue benci sama diri gue sendiri.
“lo semua disini gak pernah ngehargain gue, lo semua disini udah tau gue benci sama yang namanya gado-gado, tetapi kenapa setelah lo bahagiain gue seharian ini, lo semua nyakitin gue sesakit-sakitnya”. Kata gue, dan gue lihat semua yang ada didepan gue rendy, rara, fitri , nino dan anak lainnya hanya mematung saja, mungkin merasa bersalah, gue melanjutkan ceramah gue. “ gue pernah sayang dan cinta banget sama seseorang, seseorang yang buat gue nyaman, seseorang yang sayang banget sama gue, seseorang yang sempurna bagi gue, seseorang yang tulus dan setia sama gue tapi gue udah nyelakain dia, gue udah ngebunuh dia hanya karna gue minta beliin gado-gado.” Sambil terisak gue menceritakan kronologis bencinya gue sama gado-gado. “ Lukas kecelakaan waktu pulang ngebeliin gue gado-gado kesukaan gue, gue tahu itu memang takdir Tuhan tapi gue selalu berandai-andai jika gue waktu itu gak kepengin gado-gado pasti Lukas ada disamping gue hingga saat ini, dan lo semua termasuk gue gak pernah tahu kapan posisi lukas bisa tergantikan dihati gue, gue tambah benci sama yang namanya gado-gado karena orang yang gue kira mampu menggantikan posisi Lukas gue pergokin sedang selingkuh diwarung gado-gado kenangan gue sama Lukas, awalnya gue gak percaya tapi waktu membuka mata gue bahwa perselingkuhan itu nyata adanya, dan lo semua tahu betapa gue sambil menangis belajar kembali menikmati rasa sebuah gado-gado, setelah 2 tahun enggan melihatnya, gue paksakan semua kenangan kesalahan gue kepada Lukas termakan waktu hanya demi menemani Saka, mantan gue makan gado-gado ditempat yang sama saat gue dan Lukas menikmatinya. Dan gue harap lo semua gak ngingetin gue sama kenangan-kenangan gue “. Kata gue, gue seka air mata gue yang sempat deras mengalir dipipi gue.
“ maafin kita jane, abisnya lo aneh sih, masa benci sama gado-gado “. Kata Sarah
“ iya jane, lo juga gak pernah cerita kejadiannya seperti itu, ya kita kira gak sedramatis itu, maafin kita udah manggil lo dengan sebutan gadis gado-gado, karna kami pikir lucu ada cewek yang anti dan benci banget sama gado-gado”. Sambung Rendy
Masih dengan muka merah bekas ekspresi menangis gue ambil tas gue, gue keluar dari kelas ekonomi
“ jane maafin kita “. Teriak anak-anak kompak
“ alay lo “ kata gue sambil tersenyum dan berbalik jalan menemui mereka
“ gue sayang kalian, gue tau maksud kalian kenapa ngadoin gue frame bergambar gado-gado, makasih yah, tapi untuk kadonya maaf-maaf aja, gue lebih seneng dijadiin putri berhari-hari daripada dikasih frame murahan kaya gini.
“ itu sih maunya elo jane “. Kata Rendy
Kita semua tertawa, termasuk gue meskipun wajah Lukas dan perasaan bersalah gue masih benar-benar ada.
Sampai sekarang gue masih tetap benci sama yang  namanya gado-gado, tapi gue gak pernah marah lagi saat temen-temen gue manggil gue “Jenifer gadis gado-gado”, karena dengan nama itu gue jadi terkenal seantero kampus.hikhikhik
                                                       






0 komentar:

Posting Komentar