Cerita ini dibuat berdasarkan permintaan seorang rekan,
buat masnya yang udah curhat maaf bila
ceritanya gak sesuai yang diharapkan, gue ubah dikit biar lebay,,,,heehee sory
daaahhhhhh!!!!!
BEDA
TIPIS
Cinta
………. semacam nafas kehidupan di dunia, membicarakannya 24 jam terasa begitu
singkat. Bisikan tentang cinta mengoleskan rupa-rupa warna dalam kisahnya.
Bahagia, sedih, kecewa menjadi hal yang biasa dalam perjalanannya.
Karma, entah semenjak kapan aku
terus-menerus mejadi orang yang tak pernah berhenti memikirkannya,
menjadikannya sebagai hantu dalam setiap jalanku, mengerikan dan hal itu memang
tak dapat dipungkiri lagi mengganggu hatiku.
Beberapa
hari lalu, aku berhasil mencampakan seseorang yang teramat kucintai, jika kau
berkata aku aneh dengan kata “mencampakan seseorang yang teramat kucintai”
memang benar, dan kau tepat sekali. Aku pencemburu, aku tak kuasa melihat
pujaan hatiku digodai orang lain selain aku, alhasil dengan segala keegoisanku
kuputuskan mengakhiri hubungan yang berjalan teramat indah itu. Dan ternyata
itu tak lebih baik, aku tetap saja mencemburui dia yang bukan siapa-siapaku
lagi saat ini. Tapi jangan panggil aku Joni harus terlihat murung karna hal
seperti itu, aku kuat dan senyum termaniskupun senantiasa ku berikan kepada
siapapun terutama yang menganggap senyumku berarti.
“Dan ku bersyukur sempat
memilikimu…………..”
Satu
kalimat dari sebuah lagu milik Yovie n’ nuno itu tepat sekali, menggambarkan
tentang DIA yang sempat mengisi sebagian kosong ruang hidupku. Dan kau percaya
atau tidak cinta dan kasihnya masih melekat dijiwaku, kau rupanya menganggap
aku berbohong ? ah biarkan aku dan Tuhan saja yang tahu kalau begitu.
Sssttttt …………
aku masih mencintainya.
Dia
ternyata masih sama seperti dulu, saat aku tak mampu membendung rasaku bahwa
aku masih teramat mencintainya ku putuskan mengungkapkannya kembali pada Dia,
insan yang tak pernah lepas memenuhi setiap sudut otakku, Dia sama sekali tak
menolak karna aku yakin diapun masih tak mampu melupakan mantan kekasihnya yang
baik ini, AKU.
Ironis,
kisah yang kufikir akan sampai seperti romeo dan Juliet, ken arok dan ken
dedes, serta adam dan hawa ini berakhir lagi disaat aku telah benar- benar tak
ingin kehilangannya, disaat sebagian ragaku tak mampu hidup tanpanya, disaat
bunga-bunga cinta itu bermekaran ditaman hatiku, hanya lewat pesan via facebook
itu segala bangunan yang kokoh berdiri seketika ambruk, rasaku kabur kelangit,
ingin tak kubiarkan tapi ragaku tak kuasa menahan beban, harus putus dengan dia, dambaan.
Aku
kini menjadi Joni yang rapuh, segala cara telah kulakukan untuk kau tak
meninggalkanku, tapi kau bilang “cinta itu tak harus memiliki ”. aku percaya.
Ah,
kau mungkin menganggap aku pecundang menangis hanya untuk orang yang telah
mencampakkan kita, hey… tapi aku mencintainya. Kau mungkin juga telah
menganggapku berubah, itu terdengar baik ketika kau menyebutnya spiderman,
superman, power rangers atau pahlawan bertopeng, tapi pasti kau menganggapku
hanyalah orang yang lemah, cemen, dan semacamnya, tak kupeduli.
Tak
ingin dianggap sebagaimana yang kau katakan ku kejar lagi cintaku, toh ternyata
disana banyak yang mengharapkanku tidak hanya dia yang telah pergi entah
kemana. Kau percaya ? banyak sang hawa yang ingin menggantikan posisi dia
rupanya. Ah……….. tapi aku masih tak mampu melupakannya Tuhan. Kusinggahi hati demi hati namun masih saja hanya dia
yang terbenam dihatiku dan kali ini kau benar kawan aku lemah, cemen dan silahkan
kau ingin mencercaku apa.
“ mungkin sampai nanti akankah terus begini,
mungkin sampai nanti engkau takkan kumiliki,
mungkin sampai nanti rambutku kusam memutih,
mungkin sampai nanti engkau tetap
sahabatku… “
Syair sederhana milik kangen band itu telah semenjak
lama menjadi temanku menikmati kenyataan pahit tentang cinta dan realita yang menjadi semacam
curhatan untuk konsumsi pribadiku. Malam ini selepas isya aku kembali bersama
kesendirianku, entah berapa lama detik-detik berlalu dengan tangis piluku,
dadaku semakin sesak dan ulu hatiku serasa ditusuk benda-benda tajam beberapa kali
berulang, Aku mengingatmu.
Beberapa bulan, setelah aku bukanlah yang terindah
lagi di hidupmu aku tahu kau telah mampu melupakanku, bahkan kau telah
mendapatkan pengganti sosokku. Dan kesemuannya menyakitkan untukku.
Dulu aku memang mencampakanmu, tak mengindahkan kenangan
yang telah disulam. Tapi kau harus tahu itulah saat dimana egoku mencapai
puncak tertinggi sepanjang perjalanannya, jika dulu kau benar-benar mencintaiku
kenapa kau tak pernah mencegahku mencampakanmu ? kenapa kau tak sejenak
bertahan saja meluluhkan egoku? aku tahu kau menangis saat aku mencampakanmu kala
itu, tapi kau pasti tak pernah tahu aku juga menangis harus mencampakanmu, ah….
Kau tak akan paham itu. Dan kini kau yang mencampakanku dengan setrilyun alasan
yang harus kuterima demi kebaikan hidupmu. Kau janji kita akan kembali beberapa
waktu lagi namun kulihat kau telah bahagia dengan ia yang telah mampu membuatmu
bahagia. Dan ia bukan aku. Oh …. Tuhan Apakah
ini Karma yang selalu aku takutkan?
Hari-hari yang bergulir tanpamu sungguh teramat
memilukan, aku harus memenjarakan rasa untukmu dan berpura-pura tak
memperdulikanmu.
“ku dengar mantanmu itu tengah bahagia bersama doi”
ucap sobatku.
“aku fikir juga begitu”
“kau cemburu?”
Ah sobat, pertanyaanmu membuatku merinding. Tapi aku
tak boleh menunjukan sedikitpun kecewaku terhadapnya, aku hanya tersenyum
menyeringai . “ apa yang patut kucemburui ? bukankah dia tak lagi menjadi
kekasihku ”.
“ternyata kau sudah melupakannya sob,”
“kalau dia saja telah melupakanku kenapa aku tidak
demikian”
Hatiku kaku mengucapkan kata-kata itu, nafasku
hampir tersenggal, aku mengembungkan
pipiku dan memainkan bibirku agar terlihat rileks, cara sederhana yang sering
kulakukan. Ya, sekali lagi aku berfikir tentang karma untuk peristiwa dulu saat
akupun sempat mencampakannya.
Karma itu datang ketika aku menyalahkan diriku sendiri
yang tak mampu menjaganya hingga dia tak lagi bersamaku kini. Tapi, ketika aku
menyalahkan orang lain, ya tentu saja saat aku mnyalahkan “Dia” atas semua hal
yang terjadi saat ini, aku fikir itu adalah sebagian dari pembalasan dendamnya.
Lalu apa bedanya karma dan balas dendam ??? ah…. Menurutku beda tipis dan Aku
terlalu sibuk untuk membahas hal itu.
0 komentar:
Posting Komentar