Telah kuhirup aroma nafasmu dalam malam yang dibungkam hening, kekasihku
Tanpa kau tahu, telah kuhitung kedip matamu
Kupeluk,
Kucumbui kau bersama temaram bintang
Namun, ada yang tertinggal tertutup dedaunan
Pasir terbang terbawa angin, menutup matamu
Kekasihku,
Derap langkahmu adalah degup jantungku
Gantunglah aku dipelupukmu
Jadikan aku pemandangan terindah di lautan hatimu
Sekalipun perompak cantik menyisir ingin melumat kisahnya
Tetap gantung aku dipelupukmu, Kekasihku
Nafasmu dan nafasku menyatu menjadi angin di lautan
Bersimfoni,
Sampai saat matamu merah memuncratkan darah
Kau tahu ; aku yang memang seharusnya ada dalam pandanganmu
Maka jangan berhenti, Gantung aku di pelupukmu.
Jakarta, 15 April 2014
Gantungkan Aku di Pelupukmu
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar