Lentera

Padanan warna pelangi elok sekali, mencairkan beberapa keping lara yang beku
Kemudian, aku lupa menyalakan waktu mematikan cinta di pagar sembilu
Harus bagaimana ? aku harus bagaimana ?
Aku sudah tak mampu melihat kau disana, semua tertutup pilu
Dan kembali ragu padamu.

Bangau kini tak putih bersih lagi, ada bercak darah
Menyambung dari mata ke dada
Awan bertanya padaku dimana Lentera ?
Aku bertanya padanya pula, dimana Lentera ?

Kami sempat menangis sesenggukan sebelum malam pukul dua belas, sebelum lonceng berbunyi dan sebelum ajal mendekati
Mungkin, kau adalah penyebab segalanya
Ya, tentu bukan cinta
Kali ini aku akan melupakan dan berdo’a lagi pada Tuhan
Bahwa Lentera akan pulang kesini, ke dadaku.

2014

0 komentar:

Posting Komentar