Yang hujannya turun dari langit dan puncak gunung-gunung, dibangun dengan sekuat ketulusan menyerupai angsa didanau
malam ini, kulihat raut wajah berkerut makin pilu
dengan segudang bimbang yang kau sembunyikan dilemari
abang masih pandai bercerita, tentang mimpi dan ideologi
laksana petir menyambar menghempaskan ribuan listrik dari ketajaman matamu, abang
datang memborgol diri
dengan segudang bimbang yang kau sembunyikan dilemari
abang masih pandai bercerita, tentang mimpi dan ideologi
laksana petir menyambar menghempaskan ribuan listrik dari ketajaman matamu, abang
datang memborgol diri
Sabar abang,
cinta selalu mengerti jalan
cinta selalu memahami keadaan
cinta selalu memaafkan
Sekarang abang diam
menatap langit lebih kejam
seumpama ada harapan
ia ingin perdamaian
menatap langit lebih kejam
seumpama ada harapan
ia ingin perdamaian
Katanya !!!!
2015
0 komentar:
Posting Komentar