Lanjutan Aksara Cinta

Setiap rintik hujan adalah bahasa dari puisi yang dibawa angin, puisi yang membawamu pada kesejukan paling sejuk dan tingkat kegelisahan paling pucuk. Lihatlah....... rintik hujan semakin banyak merebak mengelilingi persinggahanmu, maka kali ini semua terserah dari masing-masing perasaan kita, akan memeluk kenangan dengan khidmat atau membiarkannya memburai jatuh seperti tetes-tetes hujan, jatuh keperut bumi.

Aku memutuskan untuk meninggalkanmu yang berada dibalik jendela, kali ini sungguh-sungguh akan belajar mengacuhkanmu lebih kejam, halusinasi-halusinasi sebagai pembodohan cinta yang mengatasnamakan wujudmu perlahan kuhapus, kupupus. Sebisa mungkin.

Aku membuka diary kecil berwarna biru, tempat para aksara bertumpuk berpadu, tentang haru, pilu, syahdu dan sendu, aksara tertoreh dibuku itu.

Aku mencintaimu dan tidak harus mencintaimu lagi
Angin ribut, pohon bermusuhan, bintang redup
Mengapa epilog kisah tentangku dan tentangmu adalah abu
Aku mencintaimu dan tidak harus mencintaimu lagi
keragu-raguan yang ditanam kala hujan
ketidakjujuran dan basa-basi yang basi
membaur dalam keranjang, sebut saja cinta
Aku mencintaimu dan tidak harus mencintaimu lagi
aku tak mengerti ..... 


Kelak kau akan tahu, aksara cinta yang menuntut setia memberkati kita adalah do'a-do'a yang kau abaikan.


0 komentar:

Posting Komentar