Bahasa, Rasa, Asa

 
Kau meninggalkan jejak selepas hujan, yang tak pudar
Dalam renungan yang biasa disebut rindu diam-diam terpatri, namamu
Adalah alarm cinta dari senja ke senja
Cukup; aku mencintaimu dalam bahasa
Yang mungkin sulit kau fahami. 

Arlojiku sudah nampak berbusa juga, pintu tak jua terbuka

Sesekali aku ingin berlari dan menari bersama keindahan yang lain
Selalu gagal, selalu tahu arah pulang; Kepadamu ...
Aku benci namun tekanan cinta selalu lebih cepat mendarat diotakku
Entah kewarasan sebelah mana yang kupunya, aku lupa.

Jakarta, 24 Juni 2015





1 komentar:

  1. kalau engkau lupa sebaiknya jedotin kepalamu ke tiang listrik :D kidding

    BalasHapus