Entah dalam
hembus nafas keberapa aku mencintaimu, waktu itu
Berselancar
memasuki rindu ke rindu dengan cinta
yang masih sama
Padamu,
malaikat kecil bermata sendu dengan tarian tangannya yang menangkap setrilyun
kesejukan
Dengan rangkulan,
itulah cara kita menyimpan gelora, dulu ….
Wajahnya
lekat sekali menghiasi sudut-sudut kamarku
Sesak memenuhi
dompetku
Dalam, menembus
hati sampai k eulu-ulunya, dulu ….
Mungkin tak
pernah sama lagi
Saat wajahnya
mendadak buram terhalang mendungnya awan
Mengenangmu,
Adalah caraku
memperkenalkan kebahagiaan kita pada zaman
Mengenangmu,
Adalah caraku
memahami sekelumit rasa yang diprologkan cinta
Mengenangmu,
Adalah caraku
mempelajari lara yang diselimuti cinta
Biarkan,
Tak usah
peduli
Mengenangmu
; aku masih sanggup bertahan.
2014
0 komentar:
Posting Komentar